Video Streaming
Kuliah Umum
Mahasiswa S2 dan S3 IKM FK UGM Tentang Cara Mengidentifikasi Masalah Penelitian & Cara Menyusun Telaah Pustaka
31 Januari 2015
|
|
PETUNJUK VIDEO STREAMING :
|
Mahasiswa S2 dan S3 IKM FK UGM Tentang Cara Mengidentifikasi Masalah Penelitian & Cara Menyusun Telaah Pustaka
31 Januari 2015
|
|
PETUNJUK VIDEO STREAMING :
|
27 Desember 2018
Dalam Rangka Continuing Medical Education
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dan RSUP dr. Sardjito
Bekerjasama dengan
Menyelenggarakan Acara
22 Februari 2013, 08.00 - 11.30 WIB
Di Ruang Rapat Senat FK UGM, Yogyakarta
Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian utama di negara maju dan diperkirakan menetap serta menjadi penyebab kematian utama di dunia pada masa datang. Meski demikian berbagai pusat pelayanan dan penelitian dalam bidang kardiovaskular telah menghasilkan banyak inovasi baru yang dapat membantu kardiolog dan klinisi lainnya dapat melayani pasien dengan lebih baik.
Berbagai inovasi tersebut terjadi pada area klinis (medis dan keperawatan) serta juga pada area manajemen klinis. Untuk itu FK UGM dan RSUP dr. Sardjito mengadakan Continuing Medical Education (CME) dengan tema perkembangan pengetahuan dan inovasi terkini dalam kardiovaskular yang meliputi aspek medis, keperawatan dan manajemen.
Jam |
Topik |
Pembicara |
08.00-08.30 |
Registrasi Ulang |
Panitia |
08.30-08.45 |
Pengantar CME: Kebutuhan Inovasi dalam Bidang Kardiovaskular – Aspek Medis, Keperawatan, dan Manajemen Pelayanan |
dr. Hariadi Hariawan, Sp.PD, SpJP(K) |
08.45-09.45 |
Multi Modal Imaging in Post Procedural Hemodynamic Emergencies |
Thomas Behrenbeck, MD, PhD |
09.45-10.15 |
Diskusi |
|
10.15-11.00 |
Patient Education in Hospitals and Implementing Nursing Sensitive Outcome |
Julia Behrenbeck, RN, MSc, MPH |
11.00-11.30 |
Diskusi dan penutup |
|
Annual Scientific Meeting (ASM)2013
Dalam rangka Dies Natalis FK UGM ke-67 dan HUT RSUP Dr. Sardjito ke-31
Pelayanan kesehatan di Indonesia mengalami perubahan paradigma dari semula pelayanan berbasis fee for service atau out of pocket menuju ke managed care dengan bertumpu prospective payment karena adanya BPJS. Perubahan paradigma ini harus disikapi oleh para pengelola rumah sakit termasuk rumah sakit pendidikan. Rumah Sakit Pendidikan harus bisa mengantisipasi sistem pembayaran Jamkesta (Jaminan Kesehatan Semesta)dan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) untuk menunjang operasional pelayanan rumah sakit dan pembiayaan pelayanan kesehatan.
Menghadapi perubahan tersebut, peningkatan mutu dan patient safety tetap menjadi yang utama yang akan mempengaruhi peningkatan kinerja rumah sakit dalam era BPJS. Dalam hal ini kinerja rumah sakit pendidikan terkait dengan berbagai pihak, antara lain: manajemen rumah sakit sendiri, institusi pendidikan(fakultas kedokteran), para pendidik (dosen klinik yang terdiri dari dosen akademik dan dokter pendidik klinik) beserta peserta didiknya (khususnya residen dan ko-asisten). Demikian pula perlu dipikirkan pembinaan jejaring RS Pendidikan yang dapat melibatkan beberapa sarana kesehatan lain.
Pelayanan sistem Jamkesta dan BPJS memerlukan pengelolaan rumah sakit dan sarana kesehatan yang efektif dan efisien. Bagaimana Jamkesta dan BPJS dijalankan serta bagaimana implementasinya dalam skala nasional dan daerah perlu dipahami di sarana kesehatan, terlebih RS Pendidikan. Dalam perkembangan ini berbagai pertanyaan lain adalah: bagaimana atmosfir akademik harus dapat dikembangkan di RS Pendidikan, bagaimana pembinaan sumber daya dokter di RS Pendidikan, bagaimana indikator kinerja dokter pendidik klinis, bagaimana peserta didik dikelola di RS Pendidikan dimana mereka merupakan bagian esensial dari sumber daya dokter di rumah sakit yang mempunyai hak dan kewajiban. Hal-hal ini yang akan dibahas pada ASM 2013.
Acara puncak Annual Scientific Meeting 2013 akan diselenggarakan pada hari Sabtu, 2 Maret 2013 dan akan di ikuti oleh acara kelompok kerja mulai dari Februari sampai April 2013. Tema dari kegiatan ini adalah " Sinergi Rumah Sakit Pendidikan, dan Fakultas Kedokteran dalam Menyongsong Pelayanan Kesehatan era Jamkesta dan BPJS". Annual Scientific Meeting terdiri atas dua tahap. Tahap 1 adalah Seminar Nasional pada tanggal 2 Maret 2013. Tahap berikutnya adalah berbagai pertemuan ilmiah yang diselenggarakan oleh berbagai kelompok kerja. Susunan kelompok kerja bersifat multidisipliner, dimana sebagai media untuk membahas perkembangan terbaru usaha peningkatan pelayanan kesehatan dengan pendekatan berbasis masalah.
Tujuan Umum :
ASM 2013 ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman bersama dan menggali pemikiran-pemikiran para pemangku profesi kesehatan dan kedokteran, bagaimana dampak dari perubahan sistem jaminan kesehatan (Jamkesta dan BPJS) ke sarana kesehatan, terutama Rumah Sakit Pendidikan di Indonesia.
Tujuan Khusus :
Peserta ASM 2013 diharapkan dari:
Target peserta untuk acara puncak seminar Nasional diharapkan bisa mencapai ± 400-500 peserta, sedangkan target peserta untuk keseluruhan kegiatan ASM diharapkan bisa mencapai 2.500 peserta.
Seluruh rangkaian kegiatan Annual Scientific Meeting(ASM)2013 ini bertempat di kompleks Fakultas Kedokteran UGM dan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Jam |
Uraian |
PIC, Ruang |
|
07.30-08.40 |
Pendaftaran |
||
08.40-08.45 |
Menyanyikan Lagu Indonesia Raya |
Dr. dr. Carla R Machira, Sp.KJ |
|
08.45-09.15 |
Pembukaan |
Auditorium FK UGM |
|
09.15-09.45 |
Keynote Speaker : Pendamping: dr. Choirul Anwar, M.Kes |
Menteri Kesehatan RI dr. Andi Nafsiah Walinono Mboi,Sp.A, MPH “Kebijakan Pelayanan Kesehatan Berbasis Penjaminan dan Asuransi Serta Dampaknya bagi Rumah Sakit Pendidikan di Indonesia ” |
|
09.45-10.00 |
Coffe Break |
||
10.00-12.45 |
Sesi I : Pelaksanaan Jamkesta dan BPJS dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia dan dampaknya terhadap manajemen pelayanan kesehatan . Moderator: dr. Gogot Suyitno,Sp.Rad,Sp.KN,MBA |
||
30 menit |
Plenary lecture 1 : |
Sekjen Kemenkes RI dr. Supriyantoro, Sp.P,MARS “Implementasi Jamkesta dan Persiapan BPJS dalam Pelayanan Kesehatan di Indonesia serta Dampaknya Terhadap Pembiayaan bagi Sarana Kesehatan” Ketua Umum KAGAMA KEDOKTERAN DR.dr. Sugiri Syarif,MPA |
|
30 menit |
Plenary lecture 2 : |
Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc: Dirjen DIKTI "Arah dan kebijakan pengembangan RS Akademik Ketua Umum Dies Natalis FK UGM(Prof. dr. Siswanto Agus Wilopo, SU, SC.D) |
|
20 menit |
Pembicara I |
Dr. Mohammad Edison,MM PT Askes Indonesia "Sistem Imbal Jasa Untuk Tenaga Kesehatan dalam BPJS" |
|
20 menit |
Pembicara II |
dr. Sarminto, M.Kes: Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DIY “Pelaksanaan Jamkesta dan Persiapan BPJS di DIY” |
|
5-10 menit |
Pembahas I & II |
Ketua Arsada Jateng. dr. Nonot Mulyono, M.Kes dr. Gideon Hartono |
|
30 jam |
Diskusi |
||
Resume |
|||
12.45-13.15 |
ISHOMA |
||
13.15-14.15 |
Sesi II: Sinergi Pelayanan dan Pendidikan di RS Pendidikan: Kajian Pengembangan Suasana Akademik dalam era Jamkesta dan BPJS Moderator: Prof. dr. Laksono Trisnantoro MSc. PhD |
||
20 menit |
Pembicara 1 |
Prof.dr. Adi Utarini,M.Sc,Ph.D Wakil Dekan Bid.Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Kerjasama "Peran RS Pendidikan dalam Operasional FK: Kebersamaan untuk Pengembangan Suasana Akademik" |
|
20 menit |
Pembicara II |
Prof .dr. Budi Mulyono SpPK(K),MM "Manajemen Infrastruktur Pendidikan Kedokteran di Rumah Sakit: Pengembangan Suasana Akademik dan Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pendidikan" |
|
5-10 menit |
Pembahas I |
dr. Bernadet Eka Anoegrahi Wahyoeni,M.Kes. Kasubid RS Pendidikan |
|
5-10 menit |
Pembahas II |
||
30 menit |
Diskusi |
||
Resume |
|||
14.15-14.30 |
Break |
||
14.30-16.30 |
Sesi III: Sinergi Pelayanan dan Pendidikan di RS Pendidikan: Kajian Pengembangan Sumber Daya Dokter Moderator: dr. Ibnu Purwanto SpPD-KHOM, Wakil Dekan Bidang Keuangan dan SDM FK UGM |
||
Panel Diskusi |
|||
20 menit |
Pembicara I |
Dr. dr. P. Soediharto, Sp.B(K)., Sp.BS “Keterlibatan dan Gradasi Kompetensi Peserta Didik dalam sistem sumber daya dokter di RS” |
|
20 menit |
Pembicara II |
dr. Endro Basuki, Sp.BS(K), M.Kes “Kriteria Jenjang Karir Dosen Klinis di RS Pendidikan dan Jejaring ” |
|
5-10 menit |
Pembahas I dan II |
|
|
30 menit |
Diskusi |
||
10 menit |
Resume |
Diskusi Bulanan tahun 2013
Pembahasan Artikel Kebijakan dan Manajemen
Kelompok Kerja Kebijakan dan Manajemen Fakultas Kedokteran UGM
(Pukul 12.00 - 13.30 WIB)
Perkembangan topik dan metode penelitian manajemen berjalan dengan sangat pesat. Perkembangan ini perlu diikuti dengan cara melakukan pembahasan terhadap artike-artikel kebijakan dan manajemen. Kegiatan ini sangat penting untuk pengembangan kapasitas para dosen, peneliti, dan konsultan yang tergabung pada kelompok kerja Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan FK UGM serta peminat lain. Kegiatan dilakukan sebulan sekali pada hari Kamis, di pertengahan bulan berjalan. Kegiatan akan dipancarkan melalui audiostreaming sehingga para peserta yang berada di luar Yogyakarta dapat mengikutinya.
Diskusi Bulanan PKMK 17 Januari 2013 |
|||
Topik |
Konsep-konsep terkait |
Makalah yang ditelaah |
Fasilitator |
Intervention-mapping |
Behavior change, Sustainability of innovations |
Bartholomew, L.K., & Mullen, P.D. (2011). Five roles for using theory and evidence in the design and testing of behavior change interventions. Journal of Public Health Dentistry 71: S20–S33 |
|
|
Suasana Pembukaan Open Lecture (dok. SIMKES, 13/02/2013)
Pada hari Rabu, 13 Februari 2013 telah diselenggarakan kegiatan Open Lecture dan Workshop DHIS2 dan OpenMRS di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Acara ini dibuka oleh penanggung jawab acara, Guardian Sanjaya, pada pukul 09.00.
Open lecture diikuti oleh peserta dari berbagai kota seperti Yogyakarta, Surabaya, Solo, dan juga Semarang. Sesi pertama diisi oleh Prof Sundeep Sahay dari Universitas Oslo, Norwegia. Sesi kedua menghadirkan Åsa Holmner Rocklöv dari Universitas Umeå, Swedia.
Prof Sundeep Sahay mengawali sesi ini dengan presentasinya yang berjudul Participating in Free and Open Source Network in Health Information System (FOSNHIS): Opportunities for UGM, Indonesia. "Saya akan lebih banyak membahas pada konsep Open Source dan Jaringan Komunitas Global-nya," ucap Prof Sundeep.
Penjelasan Konsep Open Source (dok. PKMK, 13/02/2013)
Ada 3 (tiga) konsep dasar yang dijelaskan dalam kuliah ini, yaitu:
Diskusi yang mengemuka dalam kuliah ini membahas mengenai tanggung jawab secara hukum. Perangkat lunak open source dapat digunakan oleh institusi seperti Rumah Sakit. Bagaimana legal aspect-nya? Bagaimana manajemen resikonya? Siapa yang akan bertanggung jawab ketika terjadi kesalahan dari perangkat lunak tersebut?
Prof Sundeep menyatakan bahwa akan ada dukungan berupa kontrak legal antara koordinator pada jaringan dengan institusi yang menggunakan perangkat lunak open source. Cara ini mampu memberikan rasa aman pada pihak pengguna karena koordinator jaringan bisa membantu dari sisi troubleshooting ketika terjadi masalah dalam penggunaan perangkat lunak. Namun perlu diingat bahwa malfunctioning program juga bisa terjadi karena faktor pengguna.
Prof. Sundeep juga menjelaskan mengenai adanya peluang bagi Indonesia, melalui UGM untuk bergabung dalam jaringan komunitas global mengenai Open Source yaitu FOSNHIS dan terlibat dalam pengembangan aplikasi bersama. Harapannya dengan bergabung bersama jaringan akan memberikan kesempatan untuk mendapatkan pendanaan (misal. dari NORAD, NORHED, dll) dalam mengembangkan aplikasi dan kolaborasi penelitian di bidang Sistem Informasi Kesehatan. Selain itu, diharapkan UGM akan menjadi pusat pengembangan dan penelitian aplikasi Open Source di Indonesia dan Asia Tenggara.
Pembicara dari Swedia (dok. SIMKES, 13/02/2013)Åsa Holmner Rocklöv dari Universitas Umeå, Swedia menjadi pembicara pada sesi kedua. Topik yang dibahas adalah mengenai Telemedicine. Åsa mengawali sesinya dengan menyampaikan definisi Telemedicine berdasarkan definisi dari World Health Organization (WHO). Konsepnya adalah "Healing at a distance". Pada kesempatan ini, Åsa memaparkan 4 (empat) elemen kunci dalam Telemedicine.
Pada kuliah ini, Åsa banyak berbagi mengenai pengalaman penerapan Telemedicine pada pelayanan kesehatan di Swedia. Telemedicine telah digunakan pada berbagai bidang dalam dunia kesehatan seperti: terapi bicara, konsultasi spesialis, rehabilitasi maupun penegakan diagnosis. Pengembangan Telemedicine di Swedia didorong oleh faktor jarak yang jauh, sumber daya ahli yang terbatas, serta faktor cuaca seperti musim dingin dan salju. Materi selengkapnya
Swedia telah berhasil mengembangkan infrastruktur jaringan internet yang disebut SJUNET. Jaringan komunikasi internet dengan kecepatan sampai 1000 Mbit ini sangat mendukung implementasi telemedicine di Swedia. Bahkan jaringan ini telah dipergunakan untuk menyokong berbagai aktivitas di sektor kesehatan Swedia mulai dari rapat, kuliah, konferensi, konsultasi, follow up pasien, rehabilitasi, dan juga proses tender/pelelangan. Åsa menegaskan bahwa dengan jaringan ini, Swedia termasuk salah satu dari sepuluh negara dengan sambungan internet tercepat di dunia.
Diskusi Sesi Kedua (dok. PKMK, 13/02/2013)
Pada sesi diskusi, topik yang dibahas adalah tantangan yang dihadapi dalam penerapan Telemedicine. Åsa membagikan pengalamannya di Swedia bahwa setiap unit atau bagian pada sebuah institusi kesehatan berusaha mencari caranya sendiri dalam menghadapi tantangan penerapan Telemedicine. Salah satu cara yang dapat diterima adalah dengan membuat detail perhitungan keuntungan dari penerapan Telemedicine. Perhitungan yang dimaksud adalah dengan melihat detail dari evaluasi cost-benefit-nya.
Sebagai penutup, Åsa menjelaskan mengenai program kerjasama antara Swedia dan Indonesia. Program pertama adalah CC-MAP yaitu Program Mitigasi Perubahan Iklim dan Adaptasi Kebijakan pada Sektor Kesehatan. Yang kedua adalah ICLD yaitu program kerjasama ehealth untuk pelayanan kesehatan yang efektif dan berkelanjutan di Indonesia dan Swedia. Dalam kerjasama antara UGM ,Umea University dan Pemerintah Kota Yogyakarta ini akan mulai dilakukan rangkaian uji coba penerapan telemedicine. Harapannya program ini dapat menjadi titik awal implementasi telemedicine secara nasional.
Penutupan
Kegiatan ini ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan untuk kedua pembicara.
Penyerahan Kenang-kenangan untuk Kedua Pembicara (dok. SIMKES, 13/02/2013)
{xtypo_code}Kegiatan ini menunjukkan bahwa konsep Open Source System dan Telemedicine telah diadopsi secara global. Banyak negara telah menjalankannya dalam sektor kesehatan serta mendapatkan manfaatnya. Bagaimana kondisi di Indonesia? Dalam konteks Open Source System, tentunya pemahaman mengenai sistem ini masih perlu disebarluaskan pada seluruh elemen sektor kesehatan.
Apa yang dapat dilakukan oleh Indonesia? Harapannya para akademisi dan praktisi dapat bergabung dan turut berpartisipasi aktif dalam pengembangan dan penelitian aplikasi Open Source melalui jaringan komunitas global.
Pada konteks Telemedicine, ada banyak tantangan yang harus dihadapi dalam implementasi Telemedicine di Indonesia. Biaya, landasan hukum, infrastruktur, kebijakan, dan kemampuan pengguna adalah beberapa dimensi tantangan yang telah menghadang. Kunci dalam menghadapi tantangan ini adalah dengan melihat kembali bagaimana kebutuhan pasien.
Langkah awal telah dimulai dengan kerjasama Indonesia – Swedia dalam melakukan penerapan telemedicine pada skala lokal Yogyakarta. Diharapkan para pembuat kebijakan, praktisi, akademisi, maupun klinisi dapat mengambil manfaat dari kerjasama ini serta dapat memahami tentang telemedicine untuk diimplementasikan pada pelayanan kesehatan secara nasional.{/xtypo_code}
11 Januari 2013 |
|
26 Desember 2012 |
|
22 Oktober 2012 |
|
16 Oktober 2012 |
21 Desember 2012 |
|
8 Desember 2012 |
|
10 November 2012 |
|
25 Oktober 2012 |
|
1 Oktober 2012 |
|
31 Juli 2012 |
|
24 Juli 2012 |
|
30 Juni 2012 |
|
29 Juni 2012 |
|
20 Juni 2012 |
|
13 Juni 2012 |