Laporan Hari II

 

Laporan Hari II
Kunjungan ke RS Kluaynamthai

Pada hari ini peserta konferensi diberi pilihan untuk melakukan kunjungan lapangan ke berbagai tempat. Saya memilih mengunjungi RS Kluaynamthai, sebuah RS Swasta dengan 200 tempat tidur dengan omzet Rp 169 Milyar per tahun. Dari jumlah tersebut, 72% pendapatannya berasal dari asuransi kesehatan sosial Thailand. Saya berpikir, RS ini adalah RS Swasta "biasa" yang karena tidak memiliki pasar komersial memilih dikontrak pemerintah. Namun ketika sampai di sana, kesan itu salah sama sekali. Bila dibandingkan Jakarta, mungkin penampilan RS ini tidak kalah dengan RS MMC. RS ini milik sebuah keluarga pengusaha. RS ini juga memiliki satelit yang juga dikontrak oleh pemerintah untuk melayani peserta asuransi sosial. Dengan demikian rujukan berjalan optimal.

Saat ini di Bangkok terdapat 321 RS swasta yang dikontrak oleh pemerintah, dalam hal ini National Health Security Office. NHSO adalah organisasi otonom yang diberi tugas khusus untuk mengimplementasi Universal Coverage di Thailand. RS Kluaynamthai adalah RS yang dianggap mempunyai kinerja cukup baik oleh NHSO. Salah satunya karena sudah terdapat sistem informasi manajemen yang baik. Di RS Kluaynamthai, dokter diminta menginputkan informasi mengenai pasien yang diperiksanya sehingga bisa diketahui sejarah penyakit serta akan mempermudah utilization review. Pada kunjungan kami ke sana diperlihatkan bagaimana dengan mudah dikaji apakah seorang dokter akan memberikan pengobatan rasional atau tidak.

Sistem rujukan di RS tersebut juga patut dipuji karena sudah menggunakan teknologi telekonferens. Ditunjukkan kepada peserta konferensi bagaimana seorang dokter umum dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis di RS tentang penanganan pasien Parkinson's Disease yang sudah kronis. Pasien tersebut tidak perlu harus setiap saat pergi ke RS untuk periksa ke Neurolog, namun cukup ke dokter umum untuk pemeliharaan. Memang pada saat diagnosis dan terapi awal pasien tersebut dirujuk, namun selanjutnya dokter umum di klinik satelit yang menangani.

Hal ini tentu berdampak pada tidak terlalu banyaknya orang yang harus antre di RS. Saya juga sempat mewawancarai pasien yang sedang menunggu di RS tersebut. Pasien mengaku cukup puas dengan pelayanan dan tidak terlalu lama menunggu, sekitar 30 menit.

Dapat dipahami bahwa ketika ada kunjungan dari tamu, semua hal-hal baik yang dilaporkan. Oleh karena itu saya mencoba bertanya untuk menggali permasalahan yang dihadapi. Saya menanyakan bagaimana kepuasan dokter spesialis di sini? Apakah mereka puas dengan sistem pembayaran oleh NHSO? Apakah dokter sering terlambat? Apakah dokter juga praktek di tempat lain? Jawabannya: "Ya kalau mereka tidak puas tentu sudah sejak dulu kami tidak mau kontrak dengan NHSO. Mengenai sistem pembayaran mereka tentu mengharapkan yang lebih baik. Namun itu wajar di mana-mana tentu orang menharapkan dibayar lebih tinggi". Sedangkan mengenai disiplin, dokter di Thailand menurut mereka cukup professional: mereka datang tepat waktu dan semua dokter di RS swasta tersebut adalah dokter penuh waktu (fulltime).

Ketika dalam perjalanan pulang, saya bersama delegasi Indonesia membahas lebih lanjut hasil kunjungan tersebut. Dapatkah kondisi seperti ini diterapkan di Indonesia? Salah satu delegasi menjawab: tentu saja bisa. Peraturan kita sudah mendukung adanya sistem rujukan berjenjang, pembatasan dokter spesialis berpraktek, akreditasi mutu rumah sakit dan sebagainya. Bahkan salah peserta Indonesia mengatakan sistem informasi yang ada di salah satu RS rujukan di Indonesia "lebih canggih dan lebih bagus" dari yang dilihatnya di Thailand. Yang dibutuhkan hanyalah kemauan politik untuk menerapkan aturan tersebut, katanya. Saya hanya terdiam.

 

Telekonferens Dokter umum dengan RS

 

Jumlah RS Swasta dan Pemerintah di Thailand

 

Sistem Informasi RS Kluaynamthai

 

Ruang tunggu RS Kluaynamthai

 

Pasien dengan kartu Universal Coverage

 

navigasi2                                                                                              l3

Health financing matters

 

Prince Mahidol Award Conference dan Pencapaian Thailand dalam

Universal Coverage

Pengantar
Acara ini adalah konferensi tahunan mengenai kedokteran dan kesehatan masyarakat sekaligus merupakan acara pemberian penghargaan Prince Mahidol Award. Hadiah ini dianugerahkan untuk para pemikir, peneliti, pejabat dan professional yang dianggap berjasa dalam pengembangan ilmu kedokteran dan kesehatan masyarakat. Sampai saat ini telah dianugerahkan hadiah (award) kepada 63 orang sejak tahun 1992, banyak diantaranya adalah warga negara asing. Pemenang hadiah ini yang dapat berupa individu atau organisasi, masing-masing mendapatkan US$ 100.000

Pada konferensi tahun 2012 ini, panitia mengundang 244 orang dari berbagai belahan dunia mulai Afrika, Asia sampai Amerika Serikat. Delegasi Indonesia yang hadir cukup banyak, 17 orang, termasuk Wakil Menteri Kesehatan, Prof Ali Ghufron Mukti.

Konferensi sebenarnya baru dibuka resmi pada hari Kamis, 26 Januari 2012, sedangkan pada hari Senin sampai Rabu dilaksanakan beberapa konferensi pendamping (side meeting). Tema yang dipilih tahun ini adalah "Moving Towards Universal Health Coverage: Health Financing Matters". Tema ini dianggap penting karena Universal Health Coverage (UC) atau Cakupan Kesehatan Semesta merupakan cita-cita yang sampai saat ini belum banyak dicapai negara berkembang. Namun untuk mencapainya banyak kendala yang dihadapi.

lap1

lap2

lap3

lap4

lap5

Lunch Meeting


KERANGKA ACUAN

PERTEMUAN PEMBAHASAN PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

DAN ANAK MELALUI REFORMASI KEBIJAKAN SISTEM KESEHATAN DAN

PENGUATAN MANAJEMEN TINGKAT KABUPATEN


  1. LATAR BELAKANG
           Berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mencapai MDG 4 dan 5 telah menunjukkan hasil walaupun belum maksimal. Masih diperlukan kerja keras untuk mencapainya, sehingga penurunan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup dan AK Balita menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup akan tercapai, mengingat hasil SDKI 2007 menunjukkan AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup dan AK Balita 44 per 1000 kelahiran hidup.

           Dalam konteks mengatasi tantangan ini, salah satu upaya yang dilaksanakan adalah perlu perbaikan kebijakan mengenai pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di tingkat kabupaten/kota. Sifat perbaikan kebijakan ini bias dalam bentuk inovasi terobosan yang strategis, mengingat upaya yang dilaksanakan dengan program rutin yang sudah ada, tidak mendukung pencapaian akan terus berlangsung bahkan bisa semakin memburuk.

           Dengan dukungan perguruan tinggi, organisasi profesi, lintas sector kementerian/lembaga dan donor agencies diusulkan penguatan sistem kesehatan ibu dan anak yang mencakup perbaikan kebijakan KIA di tingkat masyarakat sampai rujukan yang dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang didukung aktif oleh seluruh lembaga dan profesi di sistem kesehatan. Usulan kebijakan tersebut antara lain; perbaikan aspek pembiayaan jaminan bagi ibu yang bersalin dan bayi baru lahir (neonatus), perbaikan mekanisme pembayaran bagi lembaga dan tenaga kesehatan; perbaikan pengorganisasian pelayanan kesehatan KIA yang mencakup hulu, rujukan dan hilir, penguatan kebijakan regulasi, dan peningkatan promosi kesehatan untuk memperbaiki perilaku masyarakat.

           Secara khusus dalam paket kebijakan ini ditekankan mengenai peningkatan kemampuan pre-emptive strike dalam rujukan terencana sehingga mengurangi rujukan emergency, perbaikan jalur rujukan, pengarahan pembiayaan untuk ibu risiko tinggi/bermasalah, dan perbaikan mutu pelayanan dan keterlibatan aktif para spesialis dalam penurunan angka kematian ibu dan anak.

  2. TUJUAN
           Tujuan pertemuan pembahasan usulan inovasi kebijakan dalam penurunan angka kematian ibu dan anak melalui reformasi kebijakan sistem kesehatan ibu dan anak dan masukan untuk penguatan manajemen tingkat kabupaten ini dalam rangka percepatan pencapaian target MDG 4 dan 5.

  3. WAKTU, TEMPAT DAN AGENDA

    Hari/tanggal

    :

    Kamis, 19 Januari 2012

    Pukul

    :

    09.00 – 12.00 WIB

    Tempat

    :

    Aula Siwabessy

    Lantai 2, Gedung Prof. Sujudi

    Kementerian Kesehatan RI

    Jl. H. R. Rasuna Said X-5 Kav. 4-9, Kuningan, Jakarta Selatan

    Pimpinan pertemuan

    :

    Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA

    Agenda

    :

       Pembukaan

       Presentasi usulan upaya inovasi

       Tanggapan dan diskusi


strategi2

  • Silahkan klik Policy Paper di atas dan anda dapat membuka langkah-langkah strategi tersebut dan mengomentari isinya di akhir tiap langkah.

Lowongan Pekerjaan

Dibutuhkan Asisten Bio Statistik (full timer) untuk Kegiatan "The Integrated Biological and Behavioral Surveillance (IBBS)" dengan syarat :

  1. Pendidikan S1 Kedokteran/Bidang Kesehatan dan / atau Magister Bidang Kesehatan (lebih diutamakan)
  2. Pria/Wanita
  3. Mahir komputer dan statistik
  4. Menguasai program STATA
  5. Bahasa inggris aktif
  6. Mandiri dan dapat bekerja dalam tim
  7. Bersedia melakukan perjalanan luar kota

Surat Lamaran, CV, pas photo terbaru, dan kelengkapan pendukung lainnya dikirimkan ke :

Manajer Operasional
Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan (PMPK)
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Gedung IKM Sayap Utara Lt. 2
Jl. Farmako Sekip Utara, Yogyakarta 55281

Surat Lamaran dapat kami terima paling lambat tanggal 28 Desember 2011 (cap pos).

Lunch Seminar : PENGEMBANGAN MODEL PREDIKTIF DALAM MENGUKUR KINERJA PERAWAT DAN KEBIJAKANNYA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TANGERANG

Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK UGM
Menyelenggarakan

Lunch Seminar :

PENGEMBANGAN MODEL PREDIKTIF DALAM MENGUKUR KINERJA PERAWAT DAN KEBIJAKANNYA DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH TANGERANG

Selasa 13 Desember 2011
Pukul 12.00-14.00 Wib

Ruang MMR UGM, Lantai 10 Gedung Granadi
Jl. HR. Rasuna Said Jakarta Selatan.

Pengantar

Dalam menjalankan usahanya, rumah sakit merupakan suatu industri yang memiliki peran pendidikan, penelitian, sosial dan peran mencari laba, bertujuan memberikan pelayanan prima dan berkualitas kepada pasien. Dengan demikian rumah sakit harus memiliki kinerja yang maksimal melalui setiap sumber daya manusianya seperti tenaga perawat yang merupakan tenaga terbanyak di antara tenaga yang ada di rumah sakit.

Di lain pihak rumah sakit perlu diukur hasil kerjanya, karena itu perlu mengukur dan menghitung, serta memprediksi kinerja secara akurat dan cepat untuk keberlanjutan kinerja dan meningkatkan keberhasilan. Pentingnya memprediksi hasil kinerja organisasi melalui pengukuran kinerja perawat tidak lepas dari keperluan untuk mendeteksi secara dini kemungkinan kegagalan atau hasil yang tidak maksimal dari suatu misi atau tujuan organisasi khususnya tujuan jangka pendek.

Sementara itu pengukuran kinerja keperawatan di rumah sakit dengan pendekatan yang ada pengukurannya cukup rumit dan bahannya kadang kala tidak tersedia atau terlalu sederhana, bersifat parsial dan hasilnya digunakan untuk evaluasi sehingga menjadi terlambat untuk suatu perbaikan atau tidak antisipatif.

Pengukuran kinerja yang digunakan banyak organisasi umumnya untuk evaluasi dan perencanaan kerja di tahun mendatang namun masih belum banyak yang menggunakannya sebagai suatu variabel prediktor, apalagi dengan mengkaitkan banyak variabel yang mempengaruhi variabel kinerja tersebut, baik langsung maupun tidak langsung.

Selanjutnya untuk mengukur kinerja perawat rumah sakit dilakukan dengan membuat model konsep yang bersumber dari model teoritis model kesehatan dan model manajemen. Variabel konsep yang dibuat menghasilkan nilai Rho atau persentase besaran pengaruh secara langsung dan tidak langsung pada hubungan antarvariabel yang terbentuk, yang berujung pada pengaruh atau kontribusi besarnya pengaruh variabel prediktor yang diukur terhadap kinerja. Upaya pengukuran dipercepat dengan membuat program software komputer yang berguna untuk memprediksi kinerja perawat dan calon perawat, dengan mengambil case di RSU Tangerang.

Agar dapat berjalan dengan baik, pemodelan di atas perlu didukung oleh kebijakan umum dan aturan yang berkaitan dengan temuan model prediksi kinerja perawat yang bekerja di RSU Tangerang tersebut melalui suatu penelitian kebijakan kesehatan yang berkaitan dengan tenaga keperawatan berbasis kepada hasil kerja secara menyeluruh. Sementara itu Rancangan UU Keperawatan yang telah disusun masih belum menggambarkan kebijakan keperawatan yang sesuai dengan harapan untuk meningkatkan standar mutu pelayanan keperawatan yang berbasis kinerja.

Tujuan Seminar :

Mendisiminasikan dan mendiskusikan hasil penelitian disertasi tentang pengembangkan model prediksi pengukuran kinerja perawat RSU Tangerang serta implikasi berupa kebijakan keperawatan saat ini yang fit to work disertai risiko dan bahaya (risk and hazard) dan penyusunan suatu rekomendasi yang sesuai untuk RSU Tangerang dan RSU sekelas.

Manfaat Seminar :

  • Menyajikan model perhitungan prediksi kinerja perawat yang bekerja di RSUD dan model prediksi calon perawat untuk RSU Daerah.
  • Membahas framework kebijakan atau aturan terkait dengan perlindungan perawat dalam penerapan model kinerja prediksi ini di RSUD.
  • Mendapatkan masukan pengambil kebijakan di berbagai tingkatan.

Agenda :

12.00 – 12.30

Makan Siang

12.30 – 13.00

Pengembangan Model Prediktif dalam mengukur kinerja Perawat dan Kebijakan di RSUD Tangerang

Pembicara : HM. Hafizarrachman

Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan

Moderator : Prof. Dr. Laksono  Trisnantoro. PhD

13.00 – 14.00

Diskusi

Pendaftaran tidak dipungut biaya. Disediakan makan siang dan software.

Peserta Seminar yang diharapkan:

  1. Peneliti kebijakan kesehatan dan manajemen rumahsakit
  2. Dosen kebijakan dan manajemen rumahsakit
  3. Mahasiswa S2-S3
  4. Perawat dan Manajer Keperawatan
  5. Pimpinan Kemenkes,
  6. Direksi RSUD,
  7. Pengelola Stikes,
  8. Umum (Pemerhati)

 Pendaftaran dapat melalui :

Angelina Yusridar
Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan
Telp/Fax. 0274-549425
Mobile : 08111498442
Email : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Elfrina, SE., Akt
Magister Rumah Sakit (MMR)
FK UGM (Kampus Jakarta)
Telp/Fax. 021- 52962568
Mobile : 08158838969
Email : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

 Download Leaflet

 

Urgently Required National Research Assistant

The Centre for Health Service Management, Faculty of Medicine, Universitas Gadjah Mada in Yogyakarta has an immediate vacancy as National Research Assistant.

The responsibility is to provide reviewing the epidemiological and policy backgrounds in their own country; arranging and conducting interviews with a variety of stakeholders; management and analysis of the interview data; and writing a report identifying the key research issues, training needs, and policy recommendations for addressing the social determinants of health.

The candidate will be based in Yogyakarta within 7 months contract to work full time. As a researcher, a monthly payment of Rp 9 million will be provided.

Essential qualifications are :

  1. Citizen of the INTREC country where s/he will work
  2. PhD in relevant social science or health research discipline, or MA/MSc/MPH in relevant discipline with at least 3 years of field experience
  3. Understanding of the social determinants of health
  4. Good command of English (both written and oral)
  5. Strong analytical and writing skills for report writing
  6. Ability to synthesise large quantities of information into concise, digestible formats
  7. Ability to work independently
  8. Willingness to provide biweekly progress updates, and to communicate openly with manager about work-related issues
  9. Willingness and ability to travel in-country to conduct interviews
  10. Willingness and ability to travel and participate in INTREC training and writing workshops (February 2012 and mid-2012 respectively).

Application procedure: candidates should send their CV and a letter (in Word or PDF format) presenting themselves and their motivation for applying, to Dr. Istiti-Kandarina Bernadette (This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. and This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.), cc'd to Ms Ratna Hastuti (This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.) of Gadjah Mada University in Yogyakarta, Indonesia, by December 15, 2011.

For Master-degree holder candidates, we have more preference for those who have plan for joining Doctoral Program in social determinant topic at Faculty of Medicine, Universitas Gadjah Mada.

 

World Health Summit

angelaDalam dunia medis detik yang berjalan dapat membuat perbedaan antara hidup dan mati. Terutama dalam keadaan emergensi. Mengembangkan sebuah pendekatan baru dan efektif untuk memerangi penyakit tentunya memerlukan waktu dan tenaga. Namun saat ini waktu yang diperlukan untuk membuat penemuan ilmiah yang kemudian segera dikembangkan menjadi aplikasi praktis sangat cepat, semakin cepat ini diterapkan semakin banyak nyawa yang dapat diselamatkan.

Dalam penelitian juga seperti itu, setiap hari merupakan satu perjuangan. Kerjasama dengan berbagai pihak merupakan hal yang krusial untuk dapat menghemat waktu penelitian. Di Jerman kami mengembangkan pusat penelitian pada enam penyakit utama yang akan menempatkan para ahli menjadi satu dan mempercepat proses perubahan dari penelitian menjadi treatment standar di lapangan. Kerjasama merupakan kunci dari hasil yang cepat. Hanya jika para peneliti, para pengambil kebijakan, pengusaha, dan masyarakat bekerja sama di tingkat internasional, kita dapat menemukan sebuah solusi yang pasti bekerja. Karena itu saya senang bahwa KTT Kesehatan Dunia di Berlin telah terbukti menjadi tempat yang ideal untuk dialog dalam bidang ini. Moto konferensi tahun ini, "Today's Science – Tomorrow's Agenda" menyoroti, peran dari peneliti dalam mencapai kemajuan medis. Hal ini mengingatkan kita bahwa wawasan bersama dan tanggung jawab harus diikuti dengan tindakan cepat. Saya berharap peserta dan penyelenggara konferensi KTT Dunia Kesehatan 2011 dapat merangsang sejumlah diskusi dan pertemuan mendatang.

Angela Merkel

Chancellor of the Federal Republic of Germany

Seminar Hospital Disaster Plan (HDP)

Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan
Menyelenggarakan

SEMINAR
STRATEGI UNTUK MENYUSUN
HOSPITAL DISASTER PLAN (HDP)
DAN
PAMERAN ILMIAH :
Pengalaman FK-UGM dalam Berbagai Bencana
dan Kurikulum Bencana di Pendidikan S1 Kedokteran

Seminar Rabu, 30 November 2011
Ruang Senat KPTU FK UGM Lt. 2 Yogyakarta

Pameran Ilmiah: Senin 28 November sd Sabtu 2 Desember 2011
Lobby Auditorium FK UGM

Latar Belakang

Kita tidak dapat menahan bencana yang dapat terjadi kapan dan di mana saja tanpa dapat diduga: di rumah atau di tempat bekerja apalagi dengan cakupan wilayah Indonesia yang sangat luas di ring of fire bumi dan di antara pelat Australia dan Asia. Belajar dari berbagai pengalaman bencana yang terjadi di Indonesia, secara otomatis rumah sakit akan menjadi pusat rujukan. Oleh karena itu dalam usaha meminimalkan resiko bencana, diharapkan Rumah Sakit mempunyai perencanaan dan prosedur untuk penanganan bencana dalam bentuk Hospital Disaster Plan. Dengan adanya perencanaan ini diharapkan rumahsakit dapat menangani korban secara lebih baik dalam situasi bencana.

Sayangnya hampir seluruh RS di Indonesia belum sepenuhnya dapat menangani korban bencana dengan cepat dan tepat. Hal ini terjadi karena fungsi, struktur, medical support, dan manajemen support yang kolap. Di samping itu, masing-masing rumah sakit memiliki cara penanganan korban yang beragam sehingga belum memiliki keseragaman dalam penanganan maupun kesiapannya.

Beberapa tahun terakhir ini PMPK bekerja sama dengan Pusat Penanggulangan Krisis dan WHO dalam melakukan In House Training HDP di beberapa Rumah Sakit. Mengingat prosedur Penanggulangan Bencana (Disaster Plan, DP) adalah serangkaian prosedur yang sudah disiapkan sebelumnya maka sebuah Disaster Plan hanya akan dapat dijalankan bila sesuai dengan kapasitas dan kompetensi staf yang dilatih, di evaluasi, dan diperbaiki secara periodik.Oleh karena itu perlu pengembangan HDP dan pelatihan terus menerus.

Strategi pelatihan berbeda - beda. Disamping pendampingan tatap muka In House Training, pengembangan lainnya adalah menggunakan cara e-learning melalui web www.bencana-kesehatan.net. Diharapkan dengan pengembangan HDP bedasarkan e-learning ini akan meringankan biaya rumah sakit-rumah sakit dalam menyusun HDP secara mandiri. Dalam hal ini strategi pendanaan pelatihan yang bertumpu pada pendekatan e-learning menjadi hal penting untuk dibahas.

Selain kegiatan pendampingan Hospital Disaster Plan (HDP), PMPK juga terlibat dalam pendidikan S1 fakultas kedokteran dan program Pasca Sarjana bencana di UGM. Seperti kita ketahui bahwa peran Universitas dalam penanggulangan Bencana sangat penting karena salah satu alasannya berkaitan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian masyarakat. Melalui keikutsertaan dalam penanggulangan bencana, dapat dikatakan bahwa perguruan tinggi melakukan tanggungjawabnya untuk mengabdi kepada masyarakat.

Salah satu alasan lain keterlibatan perguruan tinggi adalah tersedianya banyak sumberdaya. Contoh: Fakultas Kedokteran memiliki banyak dokter, residen, perawat, laboratorium dan biasanya perguruan tinggi memiliki jaringan komunikasi dan informasi yang luas dan dapat dimanfaatkan sewaktu mobilisasi dan mitigasi penanggulangan bencana. Oleh karena itu seminar ini diselenggarakan secara paralel dengan Pameran Ilmiah tentang pengalaman FK UGM dalam menangani bencana di berbagai kejadian di Indonesia serta penjelasan kurikulum bencana di S1 FK UGM dan S2 bencana di UGM.

Tujuan Seminar

  1. Mendiskusikan seberapa perlunya Rumah Sakit mempunyai Disaster Plan.
  2. Untuk mengetahui lebih jelas kebijakan pemerintah terhadap penyusunan Hospital Disaster Plan.
  3. Membahas pengalaman beberapa Rumah Sakit dalam menangani situasi bencana.
  4. Membahas strategi untuk pendanaan pelatihan Hospital Disaster Plan dengan menggunakan e-learning dan tatap muka.

Tujuan Pameran Ilmiah :

  1. Memahami pendidikan Manajemen Bencana dalam Universitas berdasarkan pengalaman FK UGM

Pembicara Seminar :

  • dr. Suci Melati Wulandari - WHO EHA
  • dr. H. Chairul rajab Nasution, Sp.PD, KGEH, FINASIM, M.Kes - Direktur BUK Rujukan Kementerian Kesehatan RI
  • dr. Pudji Sri Rasmiati - Direktur Pelayanan Medik RS Bethesda Selaku Perwakilan PERSI DIY
  • Dr. Hendro Wartatmo, Sp.B.KBD *)
  • dr. Gandung Bambang Hermanto - Direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul *)
  • Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, PhD.

Topik Yang dibahas :

  • Perspective on Hospital Emergency Prepardeness (dr. Suci Melati Wulandari)
  • Peran Kemenkes dalam regulasi Hospital Disaster Plan (dr. H. Chairul Rajab Nasution, Sp.PD, KGEH, FINASIM, M.Kes.)
  • Kesiapan Rumah Sakit dalam penyusunan Hospital Disaster Plan (dr. Adib A Yahya, MARS)
  • Pengembangan modul HDP (dr. Hendro Wartatmo, Sp.BKD)
  • Pengalaman RS dalam menyusun Hospital Disaster Plan (RSUD Panembahan Senopati Bantul)
  • Bagaimana Rumah Sakit dapat mendapatkan anggaran dalam menyusun Hospital Disaster Plan (Prof. Laksono Trisnantoro, M.Sc, PhD)

Peserta Yang Diharapkan :

  1. Pimpinan dan Staf yang bertanggung jawab pada manajemen bencana di Rumah Sakit
  2. Pimpinan Dinas Kesehatan
  3. Pimpinan dan dosen Fakultas Kedokteran
  4. Dosen/peneliti/pemerhati bidang manajemen bencana
  5. Mahasiswa S1, S2 dan S3

Biaya Pendaftaran:

Rp. 500.000,- (Lima Ratus Ribu Rupiah) selama satu hari.
Fasilitas: Seminar Kit, CD Materi, Sertifikat keikutsertaan, Snack dan makan siang.
Biaya dapat ditransfer melalui :
Bank BNI atas nama PMPK FK UGM
No. Rekening : 0203024192

INFORMASI DAN PENDAFTARAN:

Angelina Yusridar/Dewi Catur
Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Jl. Farmako, Sekip Utara, Yogyakarta
Telp./Fax. 0274-549425 (hunting)
Mobile : 08111498442/0818263653
Email : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. / This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

down poster

AGENDA SEMINAR

Hari I: Rabu, 30 November 2011

 

Waktu

Kegiatan

Fasilitator

08.00 – 08.30

Registrasi Peserta

Panitia

08.30 – 09.15

Pembukaan :

Direktur PMPK FK UGM - dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D

Pengantar Seminar :

Dr. Hendro Wartatmo, Sp.B KBD

MC

09.15 – 10.00

Perspective on Hospital Emergency Prepareness

Oleh : dr. Suci Melati Wulandari – WHO EHA

10.00 – 10.15

Coffee Break

 10.15 – 11.00

 

 

 

  11.00 – 11.45

 Peran Kemenkes dalam regulasi Hospital Disaster Plan

Oleh: dr. H. Chairul Rajab Nasution, Sp.PD, KGEH, FINASIM, M.Kes. Direktur BUK Rujukan Kementerian Kesehatan RI

 

Kesiapan rumah sakit dalam penyusunan Hospital Disaster Plan
Oleh : Dr. Hendro Wartatmo, Sp.B KBD

Moderator:

Dr. Handoyo Pramusinto, SpB-S

11.45 – 12.45

ISHOMA

 

12.45 – 13.15

Kunjungan Pameran Ilmiah

Pengalaman FK UGM dalam Berbagai Bencana dan Kurikulum di Pendidikan S2 Kedokteran

Lobby Auditorium FK UGM

 13.15 – 14.00

 

 

  14.00 – 14.45

KMengenal komponen Hospital Disaster Plan melalui konsep e-learning

Oleh: dr. Bella Donna, M.Kes


Strategi Pendanaan Hospital Disaster Plan Melalui pendekatan e-learning
Oleh: Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D

 

14.45 – 15.00

Coffee Break

 

 14.30 – 15.15

 

 

  15.15 – 16.30

Pengalaman RS Panembahan Senopati Bantul dalam menyusun Hospital Disaster Plan

Oleh:  dr. Gandung Bambang Hermanto, Wakil Direktur  Pelayanan RS Panembahan Senopati Bantul

 Penutupan

 

Moderator :

dr. Bella Donna, M.Kes