Program Pengembangan Eksekutif Manajemen Rumah Sakit

MMR Bekerjasama dengan CE&BU, dan PMPK
Menyelenggarakan:

"PROGRAM PENGEMBANGAN EKSEKUTIF MANAJEMEN RUMAH SAKIT

Periode Oktober – Desember 2011

Rasional

Tantangan dalam mengelola rumah sakit semakin meningkat seiring dengan semakin ketatnya kompetisi, tingginya persaingan harga, berkebangnya ilmu manajemen, serta semakin kuatnya peran pihak pembayar dan konsumen pelayanan rumah sakit. Manajer rumah sakit dituntut untuk selalu menggunakan konsep manajemen terkini dalam memecahkan permasalahan serta mengembangkan strategi pengelolaan rumah sakit. Sudah bukan saatnya lagi pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan dirumah sakit berdasarkan pada feeling semata. Di era manajemen berbasis bukti ini, segala bentuk pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan diharapkan memiliki dasar ilmiah dengan bukti yang kuat dan kontekstual. Bagaimana cara agar manajer rumah sakit tetap up to date?

Recharging adalah kata kunci bagi para manajer untuk tetap berada dalam tataran up to date. Recharging adalah proses penyegaran kembali terhadap konsep yang pernah dipelajari sehingga dapat dipraktekkan secara sempurna. Recharging dapat berarti pula pengisian hal-hal baru yang selama ini belum dipelajari, dimana pengetahuan tersebut dapat dipergunakan untuk mencari solusi atas permasalahan yang terjadi dilapangan. Secara umum, kegunaan recharging adalah untuk meningkatkan kapasitas manajer dalam mengelola rumah sakit. Oleh sebab itu, manajer rumah sakit diharapkan dapat membuat agenda recharging yang sistematis dengan mengikuti seminar dan workshop.

Magister Manajemen Rumahsakit bekerja sama dengan CE&BU FK-UGM, serta PMPK FK-UGM, mengadakan serial seminar dan workshop yang membahas isu strategis dan terkini dalam manajemen rumah sakit. Kolaborasi ini merupakan upaya penggabungan sumber daya untuk memberikan nilai tambah yang maksimal kepada peserta seminar/workshop. Pakar dan peneliti bekerjasama dengan praktisi dan regulator system pelayanan kesehatanuntuk memberikan paparan mengenai konsep terkini manajemen rumah sakit serta strategi implementasinya. Serial seminar dan workshop diharapkan dapat menjadi media recharging bagi manajer rumah sakit. Berikut adalah tema seminar dan workshop yang diselenggarakan selama bulan Oktober-Desember 2011.

Workshop 6

PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS STRATEGI BAGI RS PEMERINTAH DAN SWASTA
"THE RIGHT BUDGET FOR THE RIGHT STRATEGI"

Course Director : dr. Sigit Riyarto, M.Kes
Jogjakarta, 2-3 Desember 2011

DISKRIPSI:
Pada saat RSUD sekarang sudah berstatus BLU dan RS Swasta semakin bersaing dengan RS di Cina, Singapura dan Malaysia pertanyaan yang sering muncul adalah: sudah tepatkah strategi yang disusun? Ketepatan strategi sering kali sulit diukur hanya berdasarkan dokumen Rencana Strategis yang sudah disusun oleh sebuah rumah sakit. Dampak dari renstra tersebut baru akan terasa beberapa tahun kedepan. Namun apabila visi, misi, dan strategi tidak diterjemahkan dalam anggaran yang mengantisipasi jauh kedepan, maka dokumen renstra tidak dapat menimbulkan dampak yang diinginkan.

Seringkali, antara visi, misi, dan strategi yang terlihat bagus di dokumen tidak terkait dengan anggran. Banyak kasus menunjukkan bahwa visi" menjadi RS terbaik" menjadi hanya sekedar slogan diatas kertas karena ternyata anggaran untuk meningkatkan kualitas SDM amat kurang. Contoh lain, ada sebuah RS mempunyai visi:"menjadi RS bertaraf Internasional" namun tidak ada program dan anggaran yang cukup untuk membuat risk management system untuk mencegah medical error.

Untuk itu diperlukan sebuah workshop yang komprehensif yang mengkaitkan antara anggaran yang benar (the right budget) dan strategi yang benar (the right strategy). Magister Manajemen Rumah Sakit FK UGM yang telah berpengalaman 12 tahun mendidik manajer Manajemen RS yang kompeten akan menyelenggarakan workshop "The Right Budget for The Right Stretegy" ini.

Workshop 9

AUDIT KLINIK PERANGKAT MENUJU CONTINUOUS QUALITY IMPROVEMENT

Course Director : dr. Hanevi Djasri, MARS
Jogjakarta, 19 – 20 Desember 2011

DISKRIPSI
Di era globalisasi yang mencirikan competitiveness dan professionalism, upaya-upaya peningkatan mutu ini harus dilaksanakan secara berkesinambungan untuk menjamin bahwa setiap pasien akan mendapatkan pelayanan yang terbaik berdasarkan kaidah-kaidah klinik yang baku. Dalam konteks ini maka clinical governance merupakan satu konsep pelayanan kesehatan yang selain berorientasi pada konsumen juga dilandasi oleh sikap profesionalisme, berorientsi pada Ievidence-based medicine, dan dilaksanakan di dalam lingkungan yang secara terus menerus mengakomodasi dan memfasilitasi tercapainya pelayanan kesehatan yang bermutu.

Audit klinik merupakan perangkat bagi rumah sakit yang sangat penting untuk memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan kepada pelanggananya. Beberapa aspek kritis tertentu dapat dipilih untuk dilakukan audit sehingga kinerja pelayanan dapat diketahui dan kekurangan-kekurangan dapat diperbaiki secara sistematis baik dari segi provider, manajemen, maupun infrastruktur pelayanan. Audit klinik saat ini semakin dirasa sangat penting tidak saja dari segi manfaat, tetapi karena audit klinik juga menjadi salah satu instrument akreditasi rumah sakit.

WORKSHOP 4 :
HEALTH TECHNOLOGY ASSESTMENT DAN UTILISASI TEKNOLOGI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

WORKSHOP 5 :
BALANCED SCORECARD: PEMACU KINERJA KEUANGAN LUAR BIASA BERKESINAMBUNGAN

WORKSHOP 6 :
PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS STRATEGI BAGI RS PEMERINTAH DAN SWASTA “THE RIGHT BUDGET FOR THE RIGHT STRATEGY”

WORKSHOP 7 :
MEDICATION SAFETY PRACTICES DI RUMAH SAKIT

WORKSHOP 8 :
STRATEGI PENETAPAN TARIF BERBASIS PENGHITUNGAN UNIT COST DI RUMAH SAKIT

 

INVESTASI

Investasi workshop/seminar bertopik sebesar Rp.2.500.000.-/orang, meliputi: seminar kit( tas eksklusif, blocknote, ballpoint, sertifikat, coffe break dan makan siang selama kegiatan, kredi SKS. Pembayaran dapat dikirim melalui : Rekening Bank Mandiri Cabang UGM Jogjakarta, No. Rek: 137-00-0486003-3 a/n: dr. Andreasta Meliala, QQ.MMR

Informasi & Pendaftaran

Hernie Setyowatie, SE (Menik)
Bagian Kemahasiswaan & Alumni
Minat Utama Manajemen Rumahsakit UGM
Gedung IKM Lantai II
Jl. Farmako Sekip Utara Jogjakarta 55281
Telp/Fax: 0274 – 581679
Hp. : 0818 26 9560
Email: This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Ki Syahgolang Permata, SE (Kiki)
Bagian Pendidikan & Kerjasama
Minat Utama Manajemen Rumahsakit UGM
Gedung Granadi Lantai X
Jl. HR Rasuna Said Blok X-1 Kav.8-9
Kuningan Jakarta 12950
Telp/Fax: 021 – 5296259/ HP: 08119002455
Email: This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Angelina Yusridar
Unit Seminar

Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK UGM
Gedung IKM Lantai II, Sayap Utara
Jl. Farmako Sekip Utara Jogjakarta 55281
Telp/Fax. 0274-549425
Hp. 08111498442
Email : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

 

Lunch Discussion

PMPK Fakultas Kedokteran UGM dan Nossal Institute for Global Health University of Melbourne

Menyelenggarakan :

Diskusi Makan Siang (Lunch Discussion) : Refleksi Kunjungan ke Melbourne: Peran Perhimpunan Profesi Kedokteran-Kesehatan dalam memperkuat Sistem Kesehatan yang berkeadilan (dalam konteks Penguatan Sistem Kesehatan)


Rabu 2 November pukul  12.30 – 15.00 WIB
Gedung Granadi Jakarta

Latar Belakang
Di awal bulan Oktober PMPK FK UGM bersama dengan Nossal Institute di University of Melbourne menyelenggarakan workshop di Melbourne yang bertujuan untuk:

  1. Memahami peran Asosiasi Profesional Dokter, Badan Pengawas Praktisi Kesehatan Australia, dan Konsil Kedokteran Australia dalam sistem kesehatan; dan
  2. Mengidentifikasi potensi kontribusi perhimpunan dokter, dokter spesialis, dan bidan dalam mengatasi beberapa tantangan utama yang dihadapi oleh sistem kesehatan.  

Secara khusus, kunjungan bertujuan untuk: 

  1. Membandingkan peran dan tanggung jawab perhimpunan dokter di Indonesia dengan pengalaman internasional, khususnya pengalaman Australia;
  2. Mencari tindakan strategis perhimpunan dokter  untuk mengatasi masalah distribusi, retensi, praktek ganda, dan insentif dokter dan dokter spesialis di Indonesia berdasarkan pengalaman dan praktik  internasional.

Pasca kunjungan, pada tanggal 2 November 2011 akan dilakukan kegiatan lunch discussion dengan tujuan:

  1. Melakukan refleksi kunjungan ke Melbourne dalam penguatan Sistem Kesehatan di Indonesia;
  2. Melakukan komunikasi dengan Kementerian Kesehatan dan berbagai kelompok non-pemerintah di sektor kesehatan untuk penguatan health system,  khususnya dalam distribusi dan pembayaran tenaga kesehatan;
  3. Membahas hubungan pemerintah dengan asosiasi profesi dan lembaga swasta dalam konteks ideologi dan penganggaran.

Diskusi makan siang ini diharapkan dapat merangsang pemikiran baru mengenai hubungan pemerintah dengan perhimpunan profesi dan swasta. Hal ini penting karena sampai sekarang masih belum terjadi hubungan yang efektif antara pemerintah dengan perhimpunan profesi dan swasta. Diharapkan ada berbagai plan of action sebagai hasil dari kunjungan di Melbourne

Jadual acara:

12.00 – 13.00

Makan siang

13.00 – 13.30

Penyampaian Materi oleh

Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.d;

dr. Andreasta Meliala, Dipl.PH, M.Kes., MAS

Shita Dewi, SIP, MM - RS Milik Badan Nirlaba

13.30 – 15.00

Tanggapan melalui round-table discussion.

Diharapkan ada tanggapan yang menguraikan mengenai strategi meningkatkan hubungan perhimpunan profesi dan sektor swasta, dengan pemerintah.
Diskusi pasca kunjungan Melbourne.

Pendaftaran pada:
Angelina Yusridar
Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Telp. 0274-549425 (hunting)
Email : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Hp. 08111498442
 

Sambutan Menteri Kesehatan

SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA FORUM NASIONAL
JARINGAN KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA
MAKASSAR, 28-30 SEPTEMBER 2011

 

Assalammualaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh
Selamat pagi, Salam Sejahtera untuk kita semua

Yang saya hormati
Sdr. Rektor Universitas Hasanuddin,
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Para Guru Besar
Seluruh Civitas Akademika Universitas Hasanuddin
Para undangan, serta hadirin sekalian,

 

Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya kepada kita semua, sehingga pada pagi ini kita dapat menghadiri acara ,
FORUM NASIONAL II : JARINGAN KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA.


Melihat topik yang diusulkan kepada saya untuk dijadikan Keynote Speech :
“Apakah Prinsip Kebijakan Berbasis Bukti Mungkin Dilakukan di Indonesia?”,
secara tegas saya katakana bahwa semua kebijakan yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan harus berdasarkan bukti ilmiah terbaik yang tersedia (“Evidence-Based Public Health”), yang mengintegrasikan “Evidence Based Public Health” dengan persepsi masyarakat mengenai perbaikan kualitas hidup sebagai hasil suatu intervensi kesehatan.
Melihat kecenderungan di Indonesia dan negara berkembang lainnya, maka penyusunan kebijakan yang transparan dan berbasis bukti di Kementerian Kesehatan harus dilakukan karena :

  • Adanya keterbatasan sumber daya kesehatan : personil kesehatan yang kurang memadai, anggaran kesehatan yang kalah prioritas dalam berkompetisi dengan sector lain; seperti Pendidikan, Pertanian, dan Pekerjaan Umum.
  • Meningkatnya tingkat pendidikan rata-rata masyarakat dan tumbuhnya masyarakat madani dengan tingkat social-ekonomi menengah ke atas; menyuarakan pendapat kritis dan tuntutan akan pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas.
  • Membaiknya ekonomi makro dan meningkatnya pendapatan per kapita penduduk Indonesia (GDP per kapita tahun 2010 mencapai US $ 3000,-)
  • Terdapatnya disparitas dalam keadilan, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan di berbagai daerah di Indonesia.
  • Membesarnya segmen penduduk usia lanjut. Hasil sensus penduduk 2010 menunjukkan terdapat lebih dari 12 juta penduduk usia 60 tahun ke atas dengan masalah kesehatan tersendiri
  • Digunakannya teknologi kedokteran terkini dalam pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta

Selama ini dengan tersedianya berbagai data dan informasi yang berasal dari system pencatatan dan pelaporan, system surveillans penyakit, sensus penduduk dan berbagai survey berbasis masyarakat (Riset Kesehatan Dasar, Survei Demografi Kesehatan Indonesia, Indonesia Family Life Survey, Survey Sosial Ekonomi Nasional, dll), riset berbasis fasilitas (Assestment Teknologi Kesehatan), berbagai studi local maupun nasional; telah meningkatkan mutu formulasi kebijakan kesehatan nasional.

Pembuatan Index Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) berdasarkan hasil RisKesDas 2007 telah membantu penyusunan prioritas alokasi sumber daya kesehatan dari Pusat, Propinsi ataupun Kabupaten/Kota bagi daerah bermasalah kesehatan.

Di masa depan evaluasi juga harus dilakukan menilai manfaat suatu program kesehatan bagi masyarakat luas (Benefit Monitoring Evaluation/BME), di samping Analisis Cost Effectiveness berbagai program/intervensi.

Kegiatan BME ini akan dapat mengevaluasi utilisasi pelayanan, menilai relevansi, efektifitas, kesinambungan, inovasi dan manfaat suatu program kesehatan, khususnya manfaat bagi masyarakat miskin dan kelompok rawan.

Hadirin sekalian,
Untuk dapat melaksanakan formulasi kebijakan kebijakan secara optimal, para pengambil keputusan pada berbagai tingkatan harus mendapatkan akses akan berbagai hasil penelitian yang tersedia dan saat ini masih tersebar di berbagai universitas/akademi dan institusi penelitian.

Juga penguatan dan monitoring system kesehatan harus terus dilakukan, untuk meningkatan kinerja system yang meliputi: cakupan pelayanan dan status kesehatan masyarakat, ketanggapan masyarakat akan pelayanan kesehatan dan keadilan dalam pembiayaan kesehatan.

Karena itu saya menyambut baik pengembangan Jaringan Kebijakan Kesehatan di Indonesia, yang mencakup kegiatan riset kebijakan dan analisis kebijakan; dengan tujuan memberi masukan bagi formulasi kebijakan kesehatan berbasis bukti di Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota.

Semoga Allah SWT selalu memberikan hidayah-Nya kepada kita semua, Aamiin.

Wassalam mualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Makassar, 28 September 2011
Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH.,dr.PH.

Kata Pengantar Dekan FKM Universitas Hasanuddin

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Selamat datang para peserta Forum Nasional II Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia di Kota Anging Mamiri Makassar. Forum ini merupakan kesinambungan dari pertemuan Forum Nasional I pada tahun 2010 di Jakarta. Forum ini merupakan ajang para peneliti untuk membahas hasil penelitiannya, bagaimana kaitannya dengan penetapan kebijakan-kebijakan kesehatan yang akan ditetapkan oleh pemerintah.

Kebijakan kesehatan di Indonesia saat ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar bidang kesehatan. Keberagaman pengaruh tadi hendaknya tidak membuat suatu kebijakan tidak berpihak pada kepentingan rakyat yang akan merasakannya. Oleh karena itu sangat diperlukan beragam pendekatan kemasyarakatan melalui berbagai studi kasus dan penelitian bidang kesehatan yang diharapkan dapat mendukung pengambilan kebijakan yang tepat .

Selama tiga hari berturut-turut para peneliti akan berbicara mengenai berbagai penelitian kebijakan kesehatan terkini. Dari pertemuan ini diharapkan para peserta dapat menimba ilmu tentang Kebijakan Kesehatan yang diprensentasikan oleh keynote speakers dan para peneliti dari berbagai latar belakang disiplin ilmu.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyelenggaraan Forum Nasional II Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia ini mulai awal sampai akhir kegiatan. Selamat berdiskusi. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Makassar, 7 September 2011
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin

Prof. Dr. dr. H.M. Alimin Maidin, MPH
NIP. 19550414 198601 1 001

Hari III

Judul

Topik

Sumber

Pembahas

Hari 3: Jumat

14 Oktober

Peran dan pengelolaan asosiasi profesional kedokteran dalam menangani distribusi dokter, mengurangi praktik ganda, dan meningkatkan insentif profesional.

9.00 – 10.30

Policy Briefs - Pendayagunaan Tenaga Kesehatan

Pengaturan (governance) profesi kesehatan - pengalaman internasional

Capacity Building to Strengthen Health Workforce Governance in Indonesia: Qualitative methodology

 

 

 

 

 

 

Stephanie Short (USYD)

Jane Stephens (CEO AMA)

 

 

11.00 – 12.00

Pengantar Diskusi
Diskusi Umum: Peran asosiasi profesi dalam regulasi dan pengambilan kebijakan

12.00  - 13.30 Makan Siang dan Sholat Jumat

 

 

13.30 – 14.30

(termasuk rehat)

Kelompok diskusi. Setiap kelompok memiliki tujuan khusus sebagai berikut:    

  • Organisasi profesi kedokteran di Indonesia: Bagaimana menyeimbangkan misi kepentingan anggota dan kebutuhan masyarakat dan sistem kesehatan.     
  • Kementrian Kesehatan: Bagaimana bekerja sama dengan asosiasi profesional di berbagai aspek dalam sistem kesehatan    
  • Universitas Gadjah Mada: Pengembangan agenda penelitian dan bantuan teknis untuk mengatasi dukungan asosiasi profesional untuk memperkuat sistem kesehatan

 

 

 

14.30 – 16.00

Diskusi dan Laporan dari:  

 

16.00 – 16.30 Rehat

16.30 – 17.00 Penutupan

 

 

 agen1 kiri 

Hari II

Judul

Topik

Sumber

Pembahas

Hari 2: Kamis 13 Oktober

Mengatasi ketidakmerataan dalam distribusi dokter

9.00 – 10.30

Hasil penelitian:

Solusi masalah sistem kesehatan:
Apakah Ideologi berperan?

Cakupan Semesta dalam konteks isu  distribusi tenaga dokter dan faktor-faktor yang mempengaruhi di Indonesia

10.30 – 11.00 Rehat

 

 

UGM

 

 

 

 

11.00 – 12.30

Cara mengatasi masalah & mendukung / menarik dokter di lokasi pedesaan dan terpencil di Australia

Attracting and Supporting Doctors to Rural and Remote Medical Practice

Meeting with the Medical Professional Associations
of Indonesia

12.30 – 13.30 Makan Siang

 

Jenny Johnson

 

 CEO-Rural Doctors Association of Australia

Ian Fraser - Royal Australian College of Physicians

 

 

13.30 – 14.30

Peran Manajemen dan governans dari organisasi profesi di Australia

 

 

 

 

Royal Australasian College of Surgeons (RACS)

 

Rural Doctor Association of Australia

Royal Australian College of Physicians

Michael Grigg - Royal Australian College of Surgeons

Australian College of Surgeons

 

14.30 – 15.30         

Variasi dalam pendapatan dokter;  dan keterlibatan dengan pemerintah dalam kebijakan pendapatan medis

 

Addressing problems and supporting/attracting doctors in rural and remote locations

15.30 – 16.00 Rehat

 

Christijogo

PERDATIN/PP IDSAI

 

 

Sally Aman Nasution (PAPDI)

 

 

 

 

 

16.00 – 17.00

Diskusi dan komentar

 

 

  agen1 kiri                                    

Hari I

Judul

Topik

Sumber

Pembahas

Hari 1: Rabu

12 Oktober

Asosiasi profesional kedokteran dan pembuatan kebijakan

9.00 – 10.30

Pembukaan:

Mengapa perhimpunan profesi merupakan aktor kunci dalam sistem kesehatan?

Hasil penelitian:

Memahami 'profesionalisme' tenaga kesehatan , pendapatan profesi, model bekerja, dan implikasinya

10. 30 – 11.00 Rehat

 

 

Laksono Trisnantoro

 

 

 

Andreasta Meliasta, UGM

 

11.00 – 12.30

National Registration and accreditation Scheme

Model keterlibatan antara asosiasi profesional dan pembuat kebijakan di Australia

 

 

 

12.30 – 13.30 Makan Siang

 

AHPRA

 

Peter Dohrmann

(Medical Board of Australia)

Francis Sullivan

(AMA/Australian Medical Association)

Michael Ryan

(DoH, Unit MedicAid)

 

 

13.30 – 17.00

Identifying key policy issues for the MoH and for the Medical Profession

The role and Function of indonesian medical association in protecting its members and the community

Isu-isu kebijakan kunci bagi kementerian kesehatan dan bagi profesi medis

Standard of medical professional

 

Kementrian Kesehatan

 

 

IDI

 

 

KKI

 

 

KKI

 

works                                                                               agen2 kanan_thumb_medium_40